Profile Desa Kulati

Desa Kulati yang merupakan pemekaran dari Desa Timu. Pada Tahun 1965 desa Kulati yang memiliki potensi pariwisata yang begitu besar, baik potensi pariwisata Alam, Bawah Luat, Budaya Maupun Kuliner. Mayoritas mata pencaharian terbesar adalah nelayan dan selanjutnya disusul oleh peternak, pekebun, pengusaha juga pegawai negri sipil.

Desa Kulati terbagi menjadi 3 ( Tiga ) Dusun yang dimana masing-masing Dusun memiliki sejarah yang saling berkaitan antara dusun satu dan lainya dan juga memiliki ciri khas yang berbeda-beda diantaranya:

Di wilayah dusun TIMBARADO,  Timbarado berasal dari nama Orang pertma yang Menginjakan kakinya di Pantai Polio desa kulati. Di Dusun ini memiliki batu unik yang bisa ditarik oleh Magnet, batu tersebut oleh orang tua dulu dijadian sebagai senjata pada saat peperangan, dan untuk Mengenang Orang pertama tersebut diabadikan namanya sebagai nama Dusun yang ada di Desa Kulati.

Dusun SIPANYONG, Sipanyong diambil dari nama seorang pemimpin benteng di desa kahianga yang melakukan pertempuran dengan La Timbarado untuk memperebutkan daerah kekuasaannya masing-masing. Di Dusun inilah terdapat Kulit Kima Raksasa Sepanjang 2 Meter dan Sipanyong di abadikan sebagai nama Dusun.

Dusun PADA TIMU, Wa PadaTimu  adalah hasil dari buah kasih  Timbarado dan  Wa Sutinya istri dari La Timbarado. Di Dusun ini terdapat Pantai Te’e Timu dan Permandian Te’e Timu yang merupakan salah satu Objek Wisata, juga diabadikan sebagai nama Dusun dan dibuatkan Patung untuk mengenangnya.

Adapun batas - batas wilayah sebagai berikut :

  • Sebelah utara berbatasan dengan Selat Kaledupa
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Dete
  • Sebelah  Barat berbatasan dengan Desa Wawotimu
  • Sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda.

Desa Kulati memiliki luas wilayah 7,9 km. Iklim Desa Kulati adalah sebagaimana iklim desa - desa lain di wilayah Indonesia. Dengan suhu udara 26-29 Derajat Celcius (○C) dengan curah hujan (rata-rata) 1500/2000 mm. Jumlah Penduduk Desa Kulati Kecamatan Tomia Timur Kabupaten Wakatobi, berdasarkan data Profil SDGS Desa tahun 2022 sebesar 583 jiwa yang terdiri dari 284 laki laki dan perempuan 299 jiwa sesuai dengan data pertumbuhan sebagai berikut:

Usia 0-14 Tahun terdiri dari 129  Jiwa

Usia 15-29 Tahun terdiri dari 163 Jiwa

Usia 30-44 Tahun terdiri dari 121 Jiwa

Usia 45-49 Tahun terdiri dari 100 Jiwa

Usia 50-65+ Tahun terdiri dari 70 Jiwa

Pengembangan pariwisata memerlukan dukungan dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata. Masyarakat adalah salah satu unsur penting pemangku kepentingan untuk bersama sama dengan pemerintah dan kalangan swasta bersinergi melaksanakan dan mendukung pembangunan kepariwisataan . OLeh karena itu pembangunan pariwisata harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat baik sebagai subjek atau pelaku maupun sebagai penerimah manfaat, karena dukungan masyarakat turut menentukan keberhasilan jangka panjang pengembangan keperiwisataan.

Dengan potensi wisata yang ada, pada tanggal 16 September 2016 telah dilakukan Lounching Desa Wisata Kulati sebagai bentuk komitmen Pemerintah desa dengan masyarakat untuk berbenah dalam pengembagan wisata sebagai salah satu lining sektor penggerak roda perekonomia masyarakat dengan konsep kegiatan wisata Bahari, edukasi, seni, budaya, dan sejarah.

Community Based Tourism (CBT) adalah komunitas local Desa Kulati sebagai pelaku utama dalam pengelolaan Desa Wisata. Produk wisata yang telah dikembangkan melalui paket wisata yang disusun dengan konsep pelatihan sebagai sarana menarik minat wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Kulati. Adapun bentuk paket wisata adalah Explor Desa Kulati, Paket Ekslusif Pulau Nda’a dan Paket Cerita Konservasi Bersama Bapak Tua LA ASIRU.

Dengan semua Potensi yang ada harapan dan tujuan berkembangnya jaringan Desa Wisata Kulati, tentu saja tidak lepas dari peran aktif semua lapisan masyarakat dalam mendukung semua gerakan dan tentu saja peran lembaga baik lembaga sosial yang ada di Desa Kulati maupun lembaga pemerintahan mulai dari tingkat Pemerintah Desa sampai SKPD yang terkait dengan pengembangan pariwisata baik terkait langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk meningkatkan sumber pendapatan ekonomi dan sosial masyarakat.